Saturday, July 28, 2007

Pandangan seorang lelaki



Banyak wanita yang gagal bercinta hanya karena soal sepele: cowo'nya-kurang sempurna. Padahal, kalau prianya sempurna, apa lagi yang dapat wanita itu lakukan? Di sinilah letak kebodohan sebagiyan banyak wanita, memandang pacaran atau pernikahan sebagai kebutuhan semua orang, bukan pribadi, hanya lifestyle yang bisa dipamerkan: dan menolak ketidaksempurnaan. Nobody's perfect, tak ada orang yang sempurna. Ungkapan itu bukan hanya digunakan sebagai pepatah dalam buku tentang cinta atau judul sebuah novel, melainkan harus dapat menjadi pandangan hidup si perempuan untuk memahami kelemahan orang lain. Termasuk calon pasangan hidup si prempuan. Arti maupun realitas ungkapan nobody's perfect ini sangat tepat untuk mengingatkan setiap manusia agar selalu bersikap wajar,jangan berlebihan, apa adanya, dan menerima orang lain seadanya. Pepatah itu sangat berarti untuk menggambarkan bahwa tak ada manusia di muka bumi ini yang diciptakan sempurna. Begitu juga untuk urusan cinta. Misalkan saja dalam memilih pasangan. Janganlah terlalu tinggi menetapkan kriteria calon pasangan maupun pendamping hidup si perempuan kelak. Hal utama yang harus dilihat baik-baik justru diri sendiri. Sudah seperti apa diri si perempuan sekarang? Makin baikkah? Atau malah kian tak karuan?

Jangan menuntut orang lain sempurna jika Anda tak dapat menyempurnakan diri sendiri. Misalnya saja ada seorang wanita yang menyukai seorang pemuda, tapi karena faktor fisik --yaitu ia tak tampan dan clever (pinter), seperti imaji lelaki dalam alam bawah sadarnya, lalu usahanya untuk berkenalan atau menumbuhkan kasih sayang, dihindari bahkan ditolak. Sekarang ini banyak kaum perempuan yang berusaha mendapatkan pasangan dengan tingkat intelegensinya maupun materinya tak terpaut terlalu jauh. Jangan begitu! Memang wajar jika semua pihak menginginkan yang terbaik untuk mereka, apalagi untuk masa depan. Wajar saja jika selektif memilih pasangan, malah wajib dilakukan agar tak salah pilih dan menyesal di kemudian hari. Pertama kali yang harus ditanyakan adalah hati kecil si perempuan sendiri. Kedua, jangan sekali-kali tidak jujur pada diri sendiri. Ketiga, langsung saja tanyakan hal-hal berikut ini: setiap orang pasti menginginkan pasangannya mempunyai penampilan fisik bagus. Paras yang tampan-pinter, bentuk badan yg bagus dan kaya mungkin kali ya he2. Tapi tanyakan dalam hati, apakah dia benar-benar kriteria pasanganmua? Jika hatimu menginginkan orang yang biasa saja dalam berpenampilan, dan merasa lebih nyaman dengan itu, kenapa harus memaksakan diri dengan hal-hal seperti itu? Ingat, memiliki pacar, kekasih, atau suami, kebutuhan pribadi, bukan kebutuhan orang lain, yang menyangkut gaya hidup. Karena kebutuhan pribadi, Anda yang paling tahu siapa yang Anda inginkan. Bukan orang lain, orang tua atau teman Anda. Lalu, jangan lupa melihat bagaimana si dia memberikan perhatian dan bagaimana caranya mengekspresikan perasaannya. Karena kalau dia 100 kali dalam sehari bilang "sayang" padamu tapi tidak pernah membuktikannya, apalah artinya rayuannya itu kalau bukan sekadar gombal mukiyo belaka? Yang lainnya adalah memperhatikan bagaimana cara dia berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Apakah dia tipe penyendiri, atau orang yang gemar berinteraksi dengan banyak orang? Lantas si perempuna sendiri suka dengan tipe yang bagaimana? Jangan lupa memperhatikan kepintaran and Latar belakang pendidikan, kemauan belajar, kemampuan menganalisa, dan tingkat kreativitasnya. Yang Anda inginkan yang standar dan biasa-biasa saja, atau si pintar-jenius? prinsip. Memang ini merupakan hal yang sangat prinsipil untuk sebagian besar orang. Bila percayai bahwa perbedaan prinsip akan menimbulkan banyak persoalan di kelak kemudian hari, jangan biarkan kesempatan untuk menerima yang tak satu prinsip mungkin gtu kali ya. Bahkan, jika satu prinsip pun, pilihlah yang mempunyai tingkat pemikiran yang melebihi si perempuan.. Hal lain adalah komunikasi. Hal ini sangat rentan dalam suatu hubungan. Perhatikan selalu bagaimana bentuk komunikasi yang telah terjalin selama berkenalan dengan dia. Apakah nyambung atau mesti sering mengulang pembicaraan agar dia mengerti arah pembicaraan aliyas gak connect babar blas? Harus juga diperhatikan kondisi pekerjaan dan sisi finansialnya. Jangan menyebutkan diri seorang materialistis untuk hal ini. setiap manusia perlu materi, kan? Temukan sisi maupun tingkat kedewasaannya. Lihat bagaimana dia menghadapi semua kegiatannya, lihat juga bagaimana caranya menyelesaikan masalah, bagaimana caranya berinteraksi dengan rekan-rekannya. Jangan sampai dia mempunyai kedewasaan yang tak seimbang denganmu karena salah satu pihak akan merugi nanti! Kecuali jika salah satu dari kalian bertindak sebagai nuwe'i. Lainnya adalah keterbukaan soal permasalahan. Hal ini perlu perhatikan dengan baik, nyatanya tak sedikit pasangan yang akhirnya memutuskan berpisah karena problem. Padahal hal ini tak perlu terjadi jika kedua belah pihak saling terbuka. Akan tetapi semua berbalik pada diri masing-masing. Apakah Anda lebih suka pasangan yang berpengalaman soal memberi solusi suatu masalah, atau justru buta sama sekali belaga bodoh, apakah si perempuan merupakan seorang yang menganggap permasalahan tak perlu didiskusikan, dan hanya perlu di omongkan saja ?

Terakhir adalah punya hobi dan minat sama. jika punya hobi dan minat sama, tak tertutup kemungkinan hal ini akan makin mendekatkan antara laki dan cewek. Sebaliknya jika hobi dan minat terpaut terlalu beda jelas akan menjauhkan masing-masing pihak. Wah, rumit ya?emang enak pacaran, Tidak, kok, karena semua itu dapat dikembalikan ke pertanyaan pertama: tanyakanlah pada hati kecil Anda, karena hati

Andalah hakim yang paling baik. Iya, kan? Hehehe333

( Celoteh rif'an )

Sory ya saya kaya'nya agak gimana gtu memandang wanita.kaya'nya gak enak banget di baca,tapi mau gimana lagi memang ungkapan ku terhadap wanita seperti itu.ya mungkin tidak semua wanita sukanya milih ada yg berdasarkan materi dll,ya itu cukup she,oh ya sory banget ya buat kaum hawa.saya terinspirasi dari buku……….?yg mana saya jadi inget pengalaman pribadi.so agak emosi gtu.tapi saya tidak bermaksut memandang perempuwan dari segi negativnnya aja.beneran deh.rodok mbulet tulisane.pko'e seng eneng nang pikiranku yo tak tulis.hehehe

No comments: